Rekomendasi Saham Hari Ini (6/4) – Berita Terbaru, Pada perdagangan hari ini (6/4) di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sektor perbankan diperkirakan masih bisa berpotensi menguat, terutama yang memiliki ruang untuk ekspansi kredit. Saham apa sajakah itu? Menurut seorang analis Etrading Securities, Andrew Argado melihat bahwa pada saham perbankan masih berpeluang menguat terutama pada bank yang sudah menguasai pangsa pasar konsumer loan, sehingga memiliki ruang untuk ekspansi kredit.
“Pasalnya, dengan banyaknya bank yang berada dalam posisi ekses likuiditas, kesulitan penyaluran kredit dapat memicu kenaikan biaya bunga bagi bank,” ujarnya. Beberapa saham pilihannya adalah Bank Jabar Banten (BJBR) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Menurutnya, kredit konsumen lebih minimal resiko gagal bayarnya, sehingga bank-bank ini masih bisa maintain NIM yang positif. “Rekomendasi beli kedua emiten ini ,”ujarnya kepada INILAH.COM.
Andrew menuturkan, meskipun sepanjang 2010 memiliki kinerja cukup baik, perbankan Indonesia sebenarnya belum mencapai target pertumbuhan kredit (LDR). Namun, penggejotan kredit tahun ini, terutama ke sektor-sektor korporat dan komersial juga bukan perkara mudah. “Terutama karena bisa berpengaruh ke peningkatan rasio NPL (kredit macet),” katanya. Hal ini disebabkan tingginya harga minyak internasional dan inflasi yang meningkat. Seperti diketahui, deflasi Maret terjadi karena ada penundaan beberapa kebijakan pemerintah yang terkait dengan pembatasan BBM bersubsidi, hingga Juni.
Di sisi lain, analis EkoKapital Securities Cece Ridwanullah merekomendasikan saham perbankan, terkait ekspektasi bertahannya suku bunga acuan BI Rate di level 6,5%. Beberapa saham pilihannya adalah BBRI, Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Danamon (BDMN). “Saya masih rekomendasikan saham-saham ini,”ujarnya.
Sebelumnya, Joseph Pangaribuan, analis dari Samuel Sekuritas juga merekomendasikan saham BBRI. Hal ini terkait kinerja 2010 yang di atas estimasi. Ia pun mempertahankan target harga di Rp6.750 per saham, yang mencerminkan PBV 3,8 kali. “Target harga ini mencerminkan BBRI diperdagangkan premium terhadap sektor yang sebesar 2,7 kali,” katanya. Joseph menilai, BBRI layak diperdagangkan premium, karena ROE yang lebih tinggi daripada emiten sejenis. Bandingkan dengan Bank Central Asia (BBCA) yang memiliki ROE relatif sama dengan BBRI, kini diperdagangkan pada PBV 4,5 kali.
Menurutnya, pada kuartal empat 2010, BBRI membukukan pendapatan bunga bersih dan laba bersih yang kuat masing-masing sebesar Rp11,8 triliun (naik 62,2% QoQ) dan Rp4,8 triliun (naik 106%), “Angka ini jauh di atas di atas proyeksi kami dan pasar,”ujarnya. Sedangkan secara tahunan, pendapatan bunga bersih dan laba bersih mencapai sebesar Rp32,9 triliun (naik 3% YoY) dan Rp11,5 triliun (naik 57% YoY), “Angka ini 122% dan 123% dari proyeksi kami,” katanya.
Namun, Joseph justru menurunkan rekomendasi untuk BBCA, dari membeli ke hold. Hal ini karena kinerja yang sudah sesuai ekspektasi. Harga BBCA saat ini telah tercermin pada target harga sebesar Rp7.000, yang menyiratkan PBV 2011 sebesar 4,5 kali. “Kami menjaga target harga di Rp700 namun menurunkan rekomendasi menjadi hold,”ucapnya.
Pada kuartal empat 2010, BBCA membukukan pendapatan bunga bersih dan laba bersih sebesar masing-masing Rp3,4 triliun (turun 4% QoQ) dan Rp 2,4 triliun (naik 11%QoQ). Sedangkan secara tahunan, pendapatran bunga bersih dan laba bersih mencapai Rp12,9 triliun ( turun 13,2% YoY) dan Rp8,5 triliun (25%), masing-masing. “Pencapaian BBCA ini sesuai dengan ekspektasi kami dan pasar,”tutupnya.
Facebook comments: