Diskusi Terbuka Di Kediaman Wapres Boediono
Diskusi Terbuka Di Kediaman Wapres Boediono. Berita terbaru, Puluhan pengamat ekonomi dan politik menggelar diskusi di rumah dinas Wakil Presiden Boediono. Para pengamat itu berbicara ‘blak-blakan’ di depan Boediono mengenai kondisi negara saat ini.
“Tadi kami yang rata-rata pengamat ekonomi dan pengamat politik mendapat undangan dari Bapak Wapres untuk buka puasa bersama,” kata salah satu pengamat politik yang turut hadir dalam pertemuan itu, Fajroel Rachman saat dihubungi, Sabtu 4 September 2010.
“Acara itu kemudian berlanjut pada diskusi yang ‘panas’, dinamis, dan ispiratif mengenai isu ekonomi polirik yang berkembang di Indonesia sekarang,” kata Fajroel
Dia mengungkapkan, pengamat yang diundang sekitar 50 orang. Namun yang hadir sekitar 40. Mereka yang datang antara lain, Faisal Basri, Rizal Mallarangeng, Ikrar Nusa Bhakti, dan Eep Saifullah Fatah.
Menurut Fajroel, diskusi itu diawali dari ‘basa-basi’ Boediono. Wapres, kata dia, sebelum diskusi dibuka memberi sambutan yang pada intinya membicarakan tiga hal, yaitu tatanan politik, tatanan ekonomi, dan tatanan moral.
Tiga poin itulah yang menurut Fajrul mendapat berbagai tanggapan dari pengamat yang hadir dalam pertemuan itu. Mereka, kata Fajroel, terpecah menjadi yang pro pemerintah dan mengambil sikap oposisi.
“Perbandingannya yang oposisi sekitar 75 persen, sementara yang pro hanya sekitar 25 persen,” kata dia.
Tiga poin sambutan Boediono itu kemudian berkembang dalam diskusi ‘blak-blakan’ para pengamat. Banyak kritik ditujukan kepada pemerintah saat ini.
“Diskusi sendiri blak-blakan, semua bebas mengeluarkan pendapat masing-masing, baik yang pro maupun yang kontra dengan kebijakan pemerintah,” kata dia.
“Kita katakan terus terang mengenai masalah HAM, seperti kerusuhan di Buol, Ahmadiyah, citra pemerintah, hingga pembangunan gedung DPR yang menghabiskan Rp1,6 triliun, ketimpangan ekonomi dan sebagainya.”
Namun, kata dia, dalam diskusi itu Boediono tidak mengambil posisi apapun. Wapres, menurut Fajroel, hanya menyimak jalannya diskusi ‘panas’ dan tidak memberikan pendapatnya dalam diskusi yang tertutup bagi pers itu.
“Dalam kondisi seperti itu, Boediono hanya mendengarkan, diam, dan mencatat,” kata dia.
Fajroel mengatakan, diskusi ini sangat positif untuk mencari jalan keluar permasalahan bangsa. “Saya harap pertemuan itu ada tindaklanjutnya. Banyak diantara pengamat yang hadir berpendapat pertemuan tadi harus mendapat tindaklanjut. Karena masih pertemuan untuk pertamakalinya, maka tidak ada titik temu,” kata dia.
« Comments
«
Harian Berita Index Of:
kediaman wakil presiden, Kediaman Wakil Presiden Boediono